family

surat untuk anakku

Posted on Agustus 10, 2008. Filed under: family |

Untuk Anakku…

Anakku!

Hari-hari yang lewat terasa begitu cepat

Dan rasanya kami belum pernah mengucapkan terima kasih

Atas kebersamaan kita.

Entahlah, kami merasa perlu untuk itu

Untuk sekedar mengucapkan syukron dan syukur

Atas semuanya

Selama ini.

Anakku!

Sesungguhnya kamu telah banyak memberi:

Kau telah memberi kami hidup baru

Kau telah membuat hidup kami semakin berwarna

Dengan tangis, senyum dan tawa renyahmu.

Dengan teriakkan, jeritan dan suara bisingmu.

Dengan coretan serta gambar-gambarmu

Dengan celotehan dan lagu-lagumu

Dengan gurau dan cerita fantasimu

Dengan rayuan, rengekkan dan marahmu

Dengan canda dan segala tingkah-lakumu

Dengan apa-pun yang ada…

Anakku!

Kaulah yang membuat rumah kami bertambah hidup

Dan jiwa kami semakin bernyawa,

Ada energi baru kami rasakan setiap harinya

Capeknya bunda di rumah dan Ayah di kantor

Akan hilang ketika kita bertemu, bercanda dan kumpul bersama

Aneh sekali…!

Bahkan kami seperti berada di dunia lain

Kami semakin merasa sebagai manusia

Dengan segala dinamika dan aneka rupa makna

Tidak pernah kami rasakan sebelumnya

Beragam aksi baru yang kami hadapi

Sungguh, sangat menguras emosi

Menuntut kejernihan pikiran dan membutuhkan kelapangan hati

Hati kami menjadi semakin penuh melimpah

dengan kasih sayang

Jiwa kamipun semakin kaya dengan cinta

Benar, kami jadi semakin paham apa arti cinta.

Anakku!

Tak ada yang lebih membahagiakan kami

Kecuali dengan kehadiranmu

Karna Kaulah anugerah terbesar dalam hidup kami

Allah memberi kami amanat besar dengan kehadiranmu,

Kami sadar, bahwa ini bukan main-main,

Bahwa ini bukan tugas ringan,dan asal-asalan

Ini adalah tugas berat, bahkan sangat berat

Sesungguhnya, tugas yang banyak membutuhkan ilmu dan keterampilan

Tanggung jawab dan perhatian,

Kesabaran dan pengorbanan

Cinta dan kasih sayang,

Entah apalagi…

Dan yang lebih dari itu,

Karena semua ini adalah amanah

Yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak

Ketika Kami, para orang tua tak bisa lagi menghindar

Dari segala kesalahan dan kekhilafan

Keingkaran dan penyimpangan

Tapi anakku,

Allah sudah takdirkan, tak ada seorangpun

Dari orang tua yang kecewa, marah atau bersedih

Dengankehadiran anaknya.

Hanya orang-orang yang jauh dari hidayah-Nya saja

Yang merasa seperti itu.

Semua menyambut dengan suka cita, tawa dan bahagia.

Maka, meski dirasa berat dan sulit

Tapi kami tetap dan harus melakukan ini,

Menjaga, merawat dan mendidikmu.

Kami selalu menjagamu agar terhindar dari berbagai ganguan

Kami merawatmu agar selalu sehat dan kuat

Kami mendidikmu agar tumbuh dengan akhlak mulia dan ibadah pada-Nya.

Anakku…!

Kami selalu belajar untukmu, tentangmu dan darimu

Belajar untuk bisa memberimu yang terbaik yang kami bisa

Namun kenyataannya, Kamu-lah yang banyak mengajarkan kami

Kau ajarkan kami bagaimana mencintai

Kau ajarkan kami bagaimana mengasihi

Kau ajarkan kami bagaimana melimpahkan kasih sayang

Kau ajarkan kami makna kesabaran, pengorbanan dan perhatian

Kau ajarkan kami arti memaafkan, lapang dada dan harapan

Bahkan anakku,

Sesungguhnya kau telah mengajarkan kami arti kehidupan itu sendiri.

Anakku

Maafkan kami jika kami belum banyak memberi

Dengan segala keterbatasan kami

Dengan kekurangan yang yang ada di sana-sini

Dengan selaut kelemahan dan segunung kebodohan kami

Kami merasa betul bahwa kami belum melakukan dengan baik

Peran kami sebagai orang tua

Dan tentu saja kamu berhak mendapatkan yang terbaik

Tapi ada satu hal yang harus kamu tahu

Bahwa kami tak pernah henti untuk memperbaiki diri

Dari kekurangan-kekurangan kami

Tentu saja kami punya harapan besar terhadapmu

Harapan yang akan membawa kami pada kebaikan

Keselamatan, dan kesejahteraan.

Kami mungkin salah dalam berkata dan berbuat

Kami mungkin keliru dalam banyak keputusan kami

Tapi yakinlah anakku,

Bahwa kami tidak dengan sengaja melakukan itu

Jikapun sadar,kami tidak nyaman dengan keadaan itu

Meski dengan kondisi seperti itu,

Kami takan pernah berhenti memberimu

Memberi segala yang kau perlukan

Memberi apa saja yang kami punya

Namun sekali lagi anakku,

Benar, kami tidak bisa memberimu banyak harta,

tapi kami punya sesuatu yang tak pernah habis-habisnya

melimpah selalu setiap harinya

dan semakin banyak saja rasanya,

itulah cinta anakku!!

Bahwa cinta kami padamu takan pernah putus

Terus dan terus mengalir,

Takan pernah kami hentikan

Dari hati kami yang dalam ini,

Kami berikan limpahan cinta kami selamanya

Sebesar-besarnya

Padamu,

Anak-anaku…!

Semoga cinta inilah yang bisa mengantarkanmu

Sampai ke tujuan

Semoga cinta inilah yang bisa mejadi bekalanmu

Mengarungi kehidupan

Semoga cinta ini pula yang menyelamatkanmu di hari kemudian

Hari yang luar biasa penuh kesulitan,

Dan cinta ini pula yang bisa menyelamatkan kami

Dari pertanyaan Allah

Tentang kewajiban yang harus dilaksanakan

Memberi warna dan arah dalam kehidupanmu di dunia.

Untuk anak-anakku tercinta;

Asma, Kholid, Syahid, Urwah, Aisyah dan Hasan

Semoga Allah selalu melimpahkan kebaikan padamu semua

Dari Abi / Umi, cinta kami tak pernah putus untukmu

Read Full Post | Make a Comment ( 1 so far )

empat syair untuk anakku

Posted on Agustus 10, 2008. Filed under: family |

Empat Syair Untuk Anakku

Syair pertana tentang si sulung Asma Wafia

Putrid Abu Bakar kuambil nama darinya

Mujahidah sejati yang tegar dan setia

Bersama Zubair menjadi istri utama

Ibu mulia yangmengantar anak-anaknya ke surga

Sekarang enam tahun sudah usianya

Di kelas satu kini ia bersekolah

Membaca dan menulis dikuasainya sudah

Sejak awal kuajari pula perilaku mulia

Kini selalu berkerudung setiap keluar rumah

Saying pada adik bahkan sering kalimengalah

Membantu di dapur meski sekedar membuang sampah

Membaca dan bermain boneka kesenangannya

Satu hal yang istimewa

Tanggal kelahirannya setiap tahun meriah

Karena 5 Oktober TNI juga merayakannya.

Syair kedua tentang si pedang Allah

Anakku yang kedua Kholid Syaifulloh

Sang penakluk yang tak pernah kalah

Meski dengan 70 luka di dada

Sangat berharap menjadi syahid di laga

Walau akhirnya wafat di temapt tidurnya

Aku berharap anakku berani dan gagah

Tapi karena itu pula istriku cemas terkadang marah

Karena terlalu tinggi memanjat pohon jambu di depan rumah

Adik dan kakak menangis karena ulahnya

Namun yang membuatku bahagia

Rasa ingin tahunya yang luar biasa

Apa saja ia Tanya

Aku dan istriku selalu repot menjawabnya

“Mi dari mana datangnya angina?”

Istriku terkesima tak tahu harus menjawab apa

Dengan lirih akhirnya ia berkata

“Allah ciptakan angina untuk kita.”

Ia sendiri tak yakin apakah anakku bis amenerima

Kurasa, di rumah mesti ada ensiklopedia

Agar membantu menjawab pertanyaannya

Supaya anakku semakin kaya

Dari jawaban yang diterimanya.

Syair ketiga tentang putraku berikutnya

Tiga setengah tahun sudah usianya

Syahid Husein kuberi nama

Karena di abad lalu tepat di tanggal yang sama

huseinbinAli syahid bersimbah darah dianiaya

dihadang seribu pedang pasukan berkuda

di tengah kegersangan padang Karbala

10 Muharram tepatnya 61 Hijriyah angka tahunnya

Seperti juga Husein bin Ali yang pemberani

Anakku tak pernah takut

Berlari memanjat melompat atau bergulat

Melempar, menangkap atau saing dorong adu kuat

Berteriak gembira, tertawa bahagia

Sebentar menjerit, sebentar mengaduh

Kadang menangis kadang mengaduh

Sempurnalah kebisingan rumahku.

Syair keempat tentang putraku yang bungsu

Badannya gemuk padat berisi lemak susu

Terlihat sehat, lincah dan lucu

Usianya genap 12 bulan berlalu

Aaa… eeee sudah bisa ia tiru

Jika ada azan atau orangmengaji

Kadang ia diam tanpa ekspresi

Ia kembali bersuara ketika ada yang bernyanyi

Sambil menggoyangkan badannyake kanan dan ke kiri

Awalnya agak lama kumencari nama

Salman, Bilal ataukah Hamzah

Akhirnya kupilih Urwah Utsmani

Urwah artinya simpul ikatan hati

Seorang tabi’in anak Zubair sahabat nabi

Ahli ilmu guru besar di masjid nabawi

Sedang Utsmani kusandarkan ke nama Utsman :

Utsman bin Affan yang pemurah

Daulah Turki Utsmani yang megah

Utsman bin Disan kakekku yang bersahaja.

(untuk anak-anakku tercinta,

Cimanggis, 11 Desember 1999)

Read Full Post | Make a Comment ( 2 so far )

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...